2.1 Pengertian Mikroskop dan Mikroskopi
Mikroskop merupakan
instrument yang paling banyak digunakan dan juga paling bermanfaat di
laboratorium mikroskopi. Mikroskop adalah alat yang menggunakan lensa untuk
mendapatkan gambar yang diperbesar dan dengan demikian dapat memperoleh rincian
yang sekecil-kecilnya dari obyek yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan
mata telanjang. Keahlian dalam menggunakan mikroskop disebut dengan mikroskopi.
Mikroskop memungkinkan pembesaran dalam kisaran luas dari seratus kali sampai
ribuan kali.
2.2 Jenis-jenis Mikroskop yang digunakan Untuk
Mengamati Mikroorganisme
Mikroskop secara
garis beras dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu mikroskop
cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya menggunakan gelombang cahaya
untuk memperoleh bayangan yang diperbesar. Mikroskop cahaya merupakan mikroskop
yang kesemuanya menggunakan sistem lensa optis mencakup mikroskop medan terang,
medan gelap, fluoresensi dan fase kontras. Mikroskop elektron menggunakan
berkas elektron sebagai pengganti gelombang cahaya untuk memperoleh bayangan
yang diperbesar.
A. Mikroskop
Cahaya (Compound light microscpe)
Mikroskop
cahaya adalah sebuah mikroskop yang
menggunakan cahaya untuk membentuk bayangannya, cahaya yang digunakan adalah
cahaya matahari atau cahaya lampu. Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya
masih berasal dari sinar matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun
cekung yang terdapat dibawah kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari
luar ke dalam kondensor.
Ada
beberapa jenis mikroskop cahaya diantaranya adalah sebagai berikut:
·
Mikroskop Medan Terang
Mikroskop
medan terang digunakan untuk memperbesar gambaran objek yang diuji, untuk
menentukan ukuran, susunan karakteristik, dan motilitas bakteri dan mikroba
lain di lingkungan alami. Pada mikroskop ini, medan mikroskop atau daerah yang
diamati diterangi sehingga objek yang sedang diamati tampak lebih gelap dari
latar belakangnya. Perbesaran terbatas pada daya pisah suatu mikroskop yaitu
kemampuannya untuk menghasilkan bayangan berlainan dari dua objek yang
berdekatan. Daya pisah suatu mikroskop cahaya ditentukan oleh panjang gelombang
cahaya dan sifat lensa objektif dan lensa kondensor yang dikenal dengan apertur
numerik (numerical aperture). Lensa objektif memperbesar gambaran objek
biasanya 4-100 kali dan lensa okuler umumnya memperbesar gambaran semu tidak lebih
dari 10-15 kali. Yang memberikan perbesaran permulaan adalah sistem lensa
objektif kemudian diperbesar lagi oleh sistem lensa okuler. Perbesaran total
ditentukan dengan mengalikan perbesaran lensa objektif dengan daya perbesaran
lensa mata (okuler).
· Mikroskop
Medan Gelap
Mikroskop
medan gelap digunakan untuk melihat spirochaeta seperti Treponema (penyebab sifilis) Leptospira
(leptospirosis). Mikroskop ini mempunyai kondensor yang mencegah cahaya
ditransmisikan melalui bahan, tapi sebaliknya menyebabkan cahaya merefleksikan
bahan pada sudut tertentu, sehingga objek kelihatan lebih besar bersinar dengan
latar belakang yang gelap. Dengan menahan sebagian berkas cahaya yang masuk ke
dalam kondensor, cincin medan gelap hanya melewatkan berkas cahaya yang mengenai
objek pada slide spesimen agar memasuki objektif. Karena itu objeknya (mikroba)
menjadi diterangi dalam medan mikroskopik yang seharusnya gelap.
· Mikroskop
Fluoresensi
Mikroskop Fluoresensi sering dipakai di laboratorium rumah
sakit dan klinis. Mikroskop ini digunakan untuk memeriksa spesimen yang telah
diwarnai dengan zat-zat pewarna
Fluorokrom sehingga memungkinkan identifikasi mikroorganisme dengan
cepat. Bahan seperti itu dinamakan Fluoresen dan fenomena ini dinamakan
Mikroskop Fluorescensi (pendar fluor). Mikroskop ini banyak
digunakan dalam
mikrobiolgi dan imunologi, dan telah dikembangkan untuk mendeteksi antigen mikroba pada
bahan pemeriksaan dengan jalan mewarnainya dengan antibodi spesifik yang
telah diberi tanda/label dengan zat warna fluoresen (immunofluorescence).
· Mikroskop
Fase Kontras
Mikroskop fase kontras digunakan untuk menambah kontras
antara sel dengan latar belakangnya, antara struktur dalam sel dengan
sitoplasma. Mikroskop fase kontras digunakan untuk melihat objek dengan indeks
refraksi sinar yang berbeda. Fase perubahan bagian dalam sistem lensa objektif
mengubah sinar sehingga ada perbedaan dalam fase antara sinar yang terdefraksi
dengan sinar yang tidak mengalami defraksi. Jika sinar yang mengalami defraksi
dan tidak terdefraksi bersama-sama lagi ada penurunan intensitas sinar, sebab
adanya perbedaan fase. Semakin kecil objek yang sangat terang, defraksi lebih
besar dan objek akan terlihat lebih gelap.
B. Mikroskop
Elektron
Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop
yang mampu melakukan pembesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro magnetik untuk
mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran
objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop
cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi
elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya. Mikroskop
elektron digunakan untuk melihat secara rinci struktur mikroba. Lensa magnetik
digunakan oleh elektron yang langsung berlawanan dengan objek dan memfokuskan
elektron yang langsung berlawanan dengan objek yang dihasilkan pada layar atau
papan fotografik. Sinar elektron mempunyai panjang gelombang yang lebih pendek
dari sinar yang terlihat atau radiasi sinar ultraviolet. Secara teoritis batas
pemisah untuk mikroskop elektron kira-kira 100 kali lebih kecil daripada batas
pemisah untuk mikroskop cahaya sehingga mikroskop elektron dapat memberikan
perbesaran yang jauh lebih besar daripada mikroskop cahaya dan memiliki daya
pisah yang lebih besar. Spesimen pada mikroskop elektron harus disiapkan
sebagai suatu lapisan kering yang teramat tipis dan dimasukkan antara kondensor
magnetik dan obyektif magnetik (sistem optik kaca tidak digunakan pada
mikroskop elektron). Bayangan yang
diperbesar akan tampak pada layar flouresen atau terekam pada film fotografik oleh
kamera yang terpasang pada instrumen tersebut.
Terdapat dua jenis mikroskop elektron yaitu TEM
(Transmission Electron Microscope) dan SEM (Scanning
Electron Microscope).
·
TEM (Transmission
Electron Microscope)
Seorang
ilmuwan dari universitas Berlin yaitu Dr. Ernst ruska membangun mikroskop
transmisi electron (TEM) yang pertama pada tahun 1931. Untuk hasil karyanya ini
maka dunia ilmu pengetahuan menganugrahinya hadiah penghargaan nobel dalam
fisika pada tahun 1986. Mikroskop
transmisi electron (TEM) adalah sebuah mikroskop electron yang cara kerjanya
mirip dengan cara kerja proyektor slide dimana electron ditembuskan ke dalam
obyek pengamatan dan pengamat mengamati hasil tembusannya pada layar. TEM
digunakan untuk mempelajari struktur subselular dan hubungan satu dengan yang
lainnya. Dengan TEM, maka gambar yang dihasilkan akan memiliki tingkat resolusi
yang jauh lebih tinggi daripada mikroskop cahaya,sehingga dapat melihat sesuatu
yang memiliki ukuran 10.000 kali lebih kecil daripada ukuran objek terkecil
yang bisa terlihat di mikroskop cahaya.
Kekurangan
TEM adalah persiapan sampel untuk TEM umumnya memerlukan lebih banyak waktu dan
pengalaman daripada kebanyakan teknik karakterisasi lainnya. Sebuah spesimen
TEM tebalnya harus mendekati 1000Å .Selain itu memerlukan persiapan sampel yang
lebih rumit untuk menghasilkan sebuah sampel yang cukup tipis, yang membuat
analisis TEM relatif memakan waktu dalam
peletakan sampel yang kecil. Struktur sampel juga mungkin berubah selama proses
persiapan. Bidang pandang relatif kecil, meningkatkan kemungkinan bahwa daerah
dianalisis mungkin tidak menjadi ciri khas dari seluruh sampel serta ada
potensi pula sampel rusak oleh berkas electron.
Agar pengamat dapat
mengamati preparat dengan baik, diperlukan persiapan sediaan dengan tahap
sebagai berikut :
1.
Melakukan fiksasi, yang bertujuan untuk mematikan sel tanpa mengubah
struktur sel yang akan diamati. Fiksasi dapat dilakukan dengan menggunakan
senyawa glutaraldehida atau osmium tetroksida.
2.
Pembuatan sayatan, yang bertujuan untuk memotong sayatan hingga setipis
mungkin agar mudah diamati di bawah mikroskop. Preparat dilapisi dengan monomer
resin melalui proses pemanasan, kemudian dilanjutkan dengan pemotongan
menggunakan mikrotom. Umumnya mata pisau mikrotom terbuat dari berlian karena
berlian tersusun dari atom karbon yang padat. Oleh karena itu, sayatan yang
terbentuk lebih rapi. Sayatan yang telah terbentuk diletakkan di atas cincin
berpetak untuk diamati.
3.
Pelapisan/pewarnaan, bertujuan untuk memperbesar kontras antara preparat
yang akan diamati dengan lingkungan sekitarnya. Pelapisan/pewarnaan dapat
menggunakan logam berat seperti uranium dan timbal.
|
SEM (Scanning
Electron Microscope)
Tidak
diketahui secara persis siapa sebenarnya penemu Scanning Electron Microscope
ini. Publikasi pertama kali yang mendiskripsikan teori SEM dilakukan oleh
fisikawan Jerman Dr. Max Knoll pada 1935, meskipun fisikawan jerman lainnya Dr.
Manfren Von Ardenne mengklaim dirinya telah melakukan penelitian suatu fenomena
yang kemudian disebut SEM hingga tahun 1937. Mungkin karena itu, tidak satupun
dari keduanya mendapatkan hadiah nobel untuk penemuan itu. Pada tahun 1942 tiga
orang ilmuan Amerika Dr. Valdimir Kosma Zworykin, Dr. James Hillier, dan
Dr.Snijer,benar-benar membangun sebuah mikroskop electron metode pemindaian
(SEM) dengan resolusi hingga 50 nm atau magnifikasi 8.000 kali. Sebagai
perbandingan modern sekarang ini mempunyai resolusi hinggga 1 nm atau
pembesaran 400.000 kali.
Mikroskop
electron cara ini memfokuskan sinar electron (electron bean) di permukaan obyek
dan mengambil gambarnya dengan mendeteksi electron yang muncul dari permukaan
obyek. Mikroskop pemindai electron (SEM) digunakan untuk study detil arsitektur
permukaan sel (struktur jasad renik lainnya), dan obyek diamati secara tiga
dimensi.
Cara
terbentuknya gambar pada SEM berbeda dengan apa yang terjadi pada mikroskop
optic dan TEM. Pada SEM, gambar dibuat berdasarkan deteksi electron baru
(electron sekunder) atau electron pantul yang muncul dari permukaan sampel
ketika permukaan sampel tersebut dipindai dengan sinar electron.Elektron sekunder atau
electron pantul yang terdeteksi selanjutnya diperkuat sinyalnya,kemudian besar
amplitudonya ditampilkan dalam gradasi gelap terang pada layar monitor CRT
(Cathode Ray Tube). Di layar CRT inilah gambar struktur objek yang sudah
diperbesar bisa dilihat. Pada proses operasinya, SEM tidak memerlukan sampel
yang di tipiskan,sehingga bisa digunakan untuk melihat objek dari sudut pandang
tiga dimensi.
Perbedaan
mendasar dari TEM dan SEM adalah pada cara bagaimana elektron yang ditembakkan
oleh pistol elektron mengenai sampel. Pada TEM, sampel yang disiapkan sangat
tipis sehingga elektron dapat menembusnya kemudian hasil dari tembusan elektron
tersebut yang diolah menjadi gambar. Sedangkan pada SEM sampel tidak ditembus
oleh elektron sehingga hanya pendaran hasil dari tumbukan elektron dengan
sampel yang ditangkap oleh detektor dan diolah.
2.3 Metode Mikroskopik untuk Mikroskop Cahaya dan
Mikroskop Elektron
Dalam
pengamatan mikroorganisme dengan menggunakan mikroskop,baik itu dengan
mikroskop cahaya maupun mikroskop electron menggunakan metode tertentu. Metode itu disebut
dengan metode mikroskopik yang terdiri dari teknik mikroskop cahaya dan teknik
mikroskop electron.
A. Teknik
Mikroskop Cahaya
o
Teknik Preparat Basah dan Tetes Gantung
Mikroba hidup
umumnya dapat dilihat melalui preparat basah dan preparat tetes gantung. Preparat
basah dan tetes gantung memungkinkan pemeriksaan organisme hidup yang tersuspensi dalam cairan untuk mengetahui
motilitas atau proses–proses pengamatan dalam keadaan utuh. Preparat basah
diperoleh dengan menaruh setetes cairan yang mengandung organisme pada kaca
objek dan menutupnya dengan kaca yang sangat tipis yang dinamakan kaca tutup. Untuk
mengurangi laju penguapan dan meniadakan
aliran udara, tetesan itu biasanya dilingkari dengan jeli petroleum atau bahan
serupa sehingga antara kaca objek dengan kaca tutup terkatup rapat. Sedangkan
untuk tetes gantung tersedia kaca objek dengan daerah cekung kedalam. Preparat
basah dan tetes gantung terutama berguna untuk pengamatan aktivitas hidup
seperti motilitas dan juga pengamatan morfologi mkroba yang dapat rusak karena
perlakuaan dengan panas atau bahan kimia atau organisme itu sulit diwarnai.
o Teknik
Pewarnaan
Banyak senyawa organik berwarna (zat
pewarna) digunakan untuk mewarnai mikroorganisme untuk pemeriksaan mikroskopis.
Telah dikembangkan prosedur-prosedur pewarnaan untuk :
·
Mengamati dengan lebih
baik tampang morfologi mikroorganisme secara kasar
·
Mempermudah melihat
ukuran dan bentuk mikroba.
·
Mengidentifikasi
struktur luar dan dalam sel mikroba
·
Mengamati reaksi sel
mikroba terhadap warna yang diberikan sehingga sifat-sifat fisik dan kimia dapat diketahui.
Zat warna yang digunakan umumnya berbentuk
senyawa kimia khusus yang akan memberikan reaksi bila mengenai bagian tubuh
mikroba, karena zat warna tersebut berbentuk ion yang bermuatan positif dan
negative. Secara kimia zat warna digolongkan dalam:
ü Zat
warna basa yang bermuatan positif dan mudah bereaksi dengan bagian-bagian inti
sel. Misalnya metilen biru dan safranin.
ü Zat
warna asam yang bermuatan negatif dan mempunyai sifat mewarnai latar belakang
sel. Misalnya Na-eosinat, eosin, fuksin, dan fuksin asam.
ü Zat
warna indiferen misalnya sudan III, dimetil-amid-azo-benzol.
Untuk mengamati mikroba dengan jelas dan
mempelajari anatominya, digunakan bermacam-macam teknik pewarnaan antara lain:
Ø Pewarnaan
sederhana
Adalah
pewarnaan tunggal dengan satu zat warna basa yang memberikan kontras yang baik
antara spesimen dan latar belakangnya. Pemberian warna pada bakteri atau
jasad-jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada
lapisan tipis atau olesan yang sudah difiksasi. Lapisan tadi digenangi dengan
larutan pewarna selama jangka waktu tertentu, kemudian larutan itu dicuci
dengan air dan kaca objeknya dikeringkan dengan kertas pengisap. Biasanya sel
terwarnai secara merata, tetapi pada beberapa organisme bilamana satu warna itu
biru metilen, beberapa granula di dalam sel tampak terwarnai lebih gelap
dibandingkan dengan bagian sel lainnya.
Ø Pewarnaan
Diferensial
Adalah
pewarnaan spesimen dengan dua atau lebih zat warna basa untuk membedakan
struktur selular. Contohnya pewarnaan gram, acidfast atau tahan asam dan
giemsa. Pewarnaan gram adalah salah satu teknk pewarnaan diferensial yang
paling penting dan paling luas digunakan untuk bakteri. Dalam proses ini olesan
bakteri yang terfiksasi dikenai larutan-larutan seperti ungu kristal, larutan
yodium, alkohol dan safranin.
Ø Pewarnaan
Fluoresens
Adalah
pewarnaan spesimen dengan warna yang berfluororesen (berpendar).
Ø Pewarnaan
Negatif
Adalah
pewarnaan dengan zat warna asam sehingga spesimen dapat dibedakan dari latar
belakananya. Contohnya pada pewarnaan kapsula. Pewarnaan negatif dan pewarnaan
sederhana sering dikombinasikan untuk menambah kontras.
Langkah-langkah utama dalam
mempersiapkan spesimen mikroba yang diwarnai untuk pemeriksaan mikroskopik:
§
Penempatan olesan atau
lapisan tipis spesimen, pada kaca objek.
§
Fiksasi olesan itu pada
kaca objek. Biasanya dengan pemanasan yang menyebabkan mikroorganisme itu
melekat pada kaca objek.
§
Aplikasi pewarna
tunggal (pewarnaan sederhana) atau serangkaian larutan pewarna atau reagen
(pewarnaan diferensial).
Faktor-faktor penentu keberhasilan dalam
pewarnaan mikroba antara lain :
§ Fiksasi
yang dilakukan sebelum zat warna digunakan bertujuan :
-
Melekatkan sel pada
gelas objek.
-
Membunuh mikroba karena
sel dalam keadaan mati lebih mudah diwarnai daripada sel dalam keadaan hidup.
-
Mencegah terjadinya
otolisis sel (pecahnya sel karena ensim yang ada di dalamnya).
-
Merubah daya ikat zat
warna.
Fiksasi
dapat dilakukan secara fisik dengan pemanasan atau pengeringan secara dingin
sedangkan secara kimia dengan penambahan sabun, formalin, fenol, bouin.
§ Peluntur
warna
Untuk
menghilangkan warna sel yang telah diwarnai. Senyawa ini digunakan untuk
menghasilkan keadaan yang kontras pada sel mikroba sehingga dengan jelas dapat
diamati dengan mikroskop. Beberapa jenis peluntur warna antara lain:
-
Peluntur zat warna asam
seperti HNO3, HCl, H2SO4 dan campuran tersebut
dengan alkohol.
-
Peluntur zat warna basa
seperti KOH, NaOH, sabun dan garam-garam basa.
-
Peluntur zat warna lemah
seperti alkohol, air, minyak cengkeh, asetat dan gliserin.
-
Garam dari logam berat
seperti AgNO3, CuSO4
-
Garam dari logam ringan
seperti Na2SO4, MgSO4
§
Substrat
Berhubungan
dengan kandungan utama sel terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, dan asam nukleat
§
Intensifikasi
perwarnaan
Pewarnaan
mikroba dapat dipercepat dengan penambahan mordan, meningkatkan satu warna dan
temperatur pewarnaan (600 -700 C)
§ Zat
warna pembanding
Diberikan
pada akhir pewarnaan denagn tujuan memberikan warna kontras pada sel mikroba
yang diwarnai yang tidak menyerap warna pemula misal metilen biru, safranin.
B. Teknik
Mikroskop Elektron
Spesimen pada mikroskop elektron harus
disiapkan sebagai suatu lapisan kering yang teramat tipis pada layar kecil dan
dimasukkan ke dalam alat itu pada titik di
antara kondensor magnetik dan obyektif magnetik (sistem optik kaca tidak
digunakan pada mikroskop elektron), sehingga spesimen untuk mikroskop elektron
transimisi biasanya difiksasi dengan zat kimia seperti glutaraldehida untuk
mencegah dekomposisi bila dikeringkan dan diiris. Sesudah spesimen difiksasi
dengan glutaraldehida dan dehidrasi dengan aseton dan alkohol, dicetak dalam
plastik untuk menjaga bentuk spesimen dan diiris tipis dengan ultramikrotom.
Banyak teknik yang telah dikembangkan
untuk pemeriksaan mikroorganisme dengan mikroskop elektron. Adapun
teknik-teknik yang dikembangkan dengan mikroskop elektron yaitu:
a.
Teknik
bayangan logam (metal shadowing)
Teknik bayangan logam
adalah teknik SEM yang digunakan untuk memberikan gambar tiga dimensi yang
biasanya digunakan untuk mempelajari bentuk virus dan bakteri. Spesimen
dilapisi dengan logam berat seperti emas atau palladium yang umumnya mengendap
di sudut spesimen sehingga menciptakan bayangan spesimen.
b.
Teknik pemecahan beku
(freeze fracture)
Teknik pemecahan beku
digunakan untuk mengamati struktur organela seluler dari membran yang biasanya
digunakan untuk mengamati struktur kloroplas, mitokondria dan membran
sitoplasma. Spesimen dibekukan dengan Freon 12 suatu refrigerator sampai -1000C
kemudian diiris dalam vakum untuk memperoleh sayatan sel dan organelanya.
Spesimen dilapisi dengan platinum dan karbon untuk memperoleh replika logam
spesimennya. Hasil akhir menampakkan gambar yang tampak pada layar.
c.
Metode-metode pewarnaan
baru
Metode-metode pewarnaan
baru yaitu metode yang digunakan untuk mengiris sel-sel mikroba menjadi irisan
tipis mikroskopis untuk pemeriksaan dan teknik radioaktif. Setelah spesimen
yang diamati dengan mikroskop elektron tersebut telah diiris menjadi irisan
tipis mikroskopis, kemudian irisan spesimen tersebut dijadikan preparat dengan
melalui teknik-teknik pembuatan preparat yang digunakan pada mikroskop
elektron. Teknik
yang digunakan dalam pembuatan preparat ada berbagai macam tergantung pada
spesimen dan penelitian yang dibutuhkan, antara lain:
·
Kriofiksasi yaitu suatu metode persiapan dengan
menggunakan teknik pembekuan spesimen dengan cepat yang menggunakan nitrogen
cair ataupun helium cair, dimana air yang ada akan membentuk kristal-kristal yang menyerupai kaca. Suatu
bidang ilmu yang disebut mikroskopi cryo-elektron (cryo-electron microscopy) telah dikembangkan berdasarkan teknik
ini.
·
Fiksasi yaitu suatu metode persiapan untuk
menyiapkan suatu sampel agar tampak realistik (seperti kenyataannya) dengan
menggunakan glutaraldehid dan osmium tetroksida.
·
Dehidrasi yaitu suatu metode persiapan dengan
cara menggantikan air dengan bahan pelarut organik seperti misalnya ethanol atau aseton.
·
Penanaman (Embedding)
yaitu suatu metode persiapan dengan cara menginfiltrasi jaringan dengan resin seperti misalnya araldit atau epoksi untuk pemisahan bagian.
·
Pembelahan (Sectioning)
yaitu suatu metode persiapan untuk mendapatkan potongan tipis dari spesimen
sehingga menjadikannya semi transparan terhadap elektron. Pemotongan ini
bisa dilakukan dengan ultramicrotome dengan menggunakan pisau berlian untuk menghasilkan potongan yang
tipis sekali.
·
Pewarnaan (Staining)
yaitu suatu metode persiapan dengan menggunakan metal berat seperti timah atau uranium untuk menguraikan elektron gambar
sehingga menghasilkan kontras antara struktur yang berlainan di mana khususnya
materi biological banyak yang warnanya nyaris transparan terhadap elektron
(objek fase lemah).
·
Pembekuan fraktur (Freeze-fracture)
yaitu suatu metode persiapan yang biasanya digunakan untuk menguji membran lipid. Jaringan atau sel segar
didinginkan dengan cepat (cryofixed)
kemudian dipatah-patahkan atau dengan menggunakan microtome sewaktu masih berada dalam keadaan suhu nitrogen
(hingga mencapai -1000C).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar