Jumat, 13 April 2012

Mikrobiologi Air Minum

BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan utama bagi setiap makhluk hidup dipermukaan bumi baik manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Setiap kegiatan mereka tidak lepas dari kebutuhan akan air, bahkan segala sesuatu yang hidup berasal dari air. Bagi manusia, air diperlukan untuk menunjang kehidupan, adalah air yang berada dalam kondisi yang layak diminum tanpa mengganggu kesehatan. Air dalam tubuh manusia berkisar antara 50 – 70% dari seluruh berat badan. Pentingnya air bagi kesehatan dapat dilihat dari jumlah air yang ada di dalam organ, seperti 80% dari darah terdiri atas air, 25% dari tulang, 75% dari urat syaraf, 80% dari ginjal, 70% dari hati, dan 75% dari otot adalah air. Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi. Karenanya orang dewasa perlu minum minimal sebanyak 1,5 – 2 liter sehari untuk keseimbangan dalam tubuh dan membantu proses metabolisme.
Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air. Di samping itu, air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai penularan penyakit. Kebutuhan air minum di banyak negara di dunia tidak sama satu sama lain. Warga di negara maju lebih banyak memerlukan air minum daripada di negara berkembang. Di negara maju semua keperluan air dipenuhi dengan air minum, sedangkan di negara berkembang air minum khusus hanya dipergunakan untuk makan dan minum saja, karena untuk keperluan mencuci dan keperluan lainnya cukup dipenuhi oleh air bersih biasa. Di negara maju, air yang dibutuhkan adalah lebih kurang 500 liter seorang tiap hari (lt/or/hr) sedangkan di Indonesia (kota besar) sebanyak 200-400 lt/or/hr dan di daerah pedesaan hanya 60 lt/or/hr.
Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia. Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak mengandung logam berat. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002). Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Air minum yang baik harus memenuhi standar air minum yang telah ditentukan dalam peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No. 416/MENKES/PER/IX/2002 yang merupakan standar air minum.
Berdasarkan pemaparan mengenai pentingnya air minum bagi kehidupan, maka kelompok kami menulis makalah yang berjudul “Mikrobiologi Air Minum” yang akan membahas secara mendetail tentang standar dan parameter-parameter yang digunakan dalam mengolah air minum.

1.2              Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah standar air mium yang sehat menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia?
2.      Bagaimanakah perbandingan standar air minum menurut WHO, Inggris, dan Amerika?
3.      Bagaimanakah cara menentukan air minum yang layak dikonsumsi secara biologis?
4.      Bagaimanakah dampak dan cara penanggulangan mengkonsumsi air minum yang tidak memenuhi standar air minum parameter biologis?

1.3              Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yang mengacu pada rumusan masalah diatas, adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui standar air mium yang sehat menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia?
2.      Untuk mengetahui perbandingan standar air minum menurut WHO, Inggris, dan Amerika?
3.      Untuk mengetahui bagaimana cara menentukan air minum yang layak dikonsumsi secara biologis?
4.      Untuk mengetahui dampak dan cara penanggulangan mengkonsumsi air minum yang tidak memenuhi standar air minum parameter biologis?

1.4              Manfaat Penulisan
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
·         Bagi mahasiswa, penulisan makalah ini dapat digunakan sebagai bahan kajian yang dapat memberikan informasi penting mengenai mikrobiologi air minum, dan dapat mengetahui standar air minum yang baik untuk dikonsumsi.
·         Bagi masyarakat, makalah ini dapat digunakan untuk memperoleh informasi mengenai air minum yang sehat dan bagaimana cara untuk menganalisis air minum yang sehat dan baik untuk dikonsumsi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Standar Air Minum yang Sehat menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
            Standar air minum di setiap negara berbeda-beda, hal ini didasarkan pada hal-hal berikut :
·         kondisi dari masing-masing negara
·         perkembangan ilmu pengetahuan
·         perkembangan teknologi
Berdasarkan hal-hal tersebut maka dikenal beberapa standar air minum, diantaranya adalah sebgai berikut:
1.      American drinking water standard
2.      British drinking water standard
3.      W.H.O drinking water standard
            Di Indonesia standar air minum yang berlaku di buat pada tahun 1975 yang kemudian diperbarui pada tahun 1990 dan tahun 2002. Dimana dalam standar tersebut dimuat:
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Hal inilah yang secara prinsip membedakan kualitas yang harus dimiliki antar air bersih dan air minum. Kualitas air minum setingkat lebih tinggi daripada kualitas air bersih ditinjau dari beberapa komponen pendukungnya. Agar air dapat dikategorikan sebagai air minum maka dipersyaratkan harus memenuhi ketentuan pemerintah berdasarkan peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No. 416/MENKES/PER/IX/2002, yang merupakan Standar Nasional Indonesia (SNI) air minum.
            Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa air bersih belum tentu dapat diminum, karena air bersih belum tentu memenuhi kriteria air minum yang sehat, sedangkan air minum merupakan air yang bersih dan kualitasnya setingkat lebih tinggi dibandingkan dengan air bersih, air minum harus sesuai dengan parameternya yaitu parameter fisis, kimiawi, biologis maupun radiologis.
·           Parameter Kualitas Air Minum
             1.     Kualitas fisik yang meliputi kekeruhan, temperatur, warna, bau dan rasa. Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan anorganik yang terkandung di dalam air seperti lumpur dan bahan-bahan yang berasal dari buangan. Dari segi estetika, kekeruhan di dalam air dihubungkan dengan kemungkinan pencemaran oleh air buangan.
        2.          Kualitas kimia yang berhubungan dengan ion-ion senyawa ataupun logam yang membahayakan, di samping residu dari senyawa lainnya yang bersifat racun, seperti antara lain residu pestisida. Dengan adanya senyawa-senyawa ini kemungkinan besar bau, rasa dan warna air akan berubah, seperti yang umum disebabkan oleh adanya perubahan pH air. Pada saat ini kelompok logam berat seperti Hg, Ag, Pb, Cu, Zn, tidak diharapkan kehadirannya di dalam air.
        3.          Kualitas biologis, berhubungan dengan kehadiran mikroba patogen (penyebab penyakit, terutama penyakit perut), pencemar (terutama bakteri coli) dan penghasil toksin. Pemeriksaan bakteriologis air minum memerlukan organisme indikator sebagaimana analisis air mengacu pada kehadiran mikroorganisme dalam air minum membuktikan air tersebut tercemar bahan tinja dari manusia/hewan berdarah panas atau hasil pembusukan materi organik. Hal ini berpeluang bagi mikroorganisme patogen, secara berkala terdapat dalam saluran pencernaan, untuk masuk dalam air minum. Jumlahnya lebih banyak daripada organisme patogen (hal ini menyebabkan lebih mudah terdeteksi), dan. Dalam lingkungan yang dinamis, analisis biologi dapat memberikan gambaran yang jelas tentang kualitas perairan (Ardi, 2002).

·           Bakteri indikator keamanan air minum
Menurut Manik Widiyanti dan Putu Ristiati (2004) bakteri indikator sanitasi adalah bakteri yang keberadaannya dalam pangan menunjukkan bahwa air atau makanan tersebut pernah tercemar oleh feses manusia.
Dalam uji kualitas air, parameter baik fisika, kimia maupun biologi diperlukan. Parameter biologis yang dipergunakan dalam uji kualitas air ini terutama adalah kadar fecal coliform atau untuk lebih spesifik adalah kehadiran bakteri E.coli. Jika di dalam air tanah tersebut terdapat bakteri E.coli maka virus, bakteri, parasit dan amoeba lainnya bisa saja ada di dalam air tersebut. Tapi jika tidak ada bakteri E.coli kemungkinan virus, bakteri atau parasit yang ada di sana merupakan kuman yang non-patogen atau tidak berbahaya. Hal inilah yang menyebabkan E.coli dapat digunakan sebagai parameter biologis pada uji kualitas air. Selain itu metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya E.coli relatif lebih sederhana dan lebih representatif dibandingkan deteksi mikroba perairan lainnya.
Escherichia (Escherichia coli) merupakan salah satu kelompok bakteri yang dihindari kehadiranya dalam air minum dan makanan lainnya. Kehadiran elompok bakteri ini digunakan sebagai indikator suatu produk telah tercemar oleh materi fekal, yaitu materi yang berada bersama feses atau kotoran manusia. Hal ini disebabkan habitat alami kelompok bakteri ini adalah didalam tinja manusia dan hewan berdarah panas lainya.
Coliform merupakan suatu kelompok bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air, susu segar, dan produk olahan susu. Adanya bakteri coliform didalam makanan atau minuman menunjukkan kemungkinan hidupnya mikroorganisme yang bersifat enteropatogenik/toksigenik yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Jenis-jenis dari kelompok ini antara lain adalah Aerobacter dan Klebsiella .
Berdasarkan asal dan sifatnya, kelompok bacteri  Coli dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
1.     Coliform fekal: Escherichia Coli yang berasal dari tinja manusia.
2.     Coliform non fekal: Seperti Aerobacter dan Klebsiella , yang bukan berasal dari tinja manusia, tetapi dimungkinkan berasal dari sumber lain. Atau ditemukan pada hewan atau tanaman yang telah mati dan termasuk dalam golongan Enterobacter aerogenes.

a. Sifat umum
1.      Hanya hidup pada usus manusia dan binatang. Merupakan bakteri berbentuk batang gram negatif  yang bergerak menggunakan flagel peritrik dan tidak berspora.
2.      Bersifat aerob atau anaerob fakultatif, memfermentesi lactosa, glukosa, sukrosa, maltosa dan manitol dengan membentuk asam dan gas. Karakteristik khasnya adalah mampu memfermentasi media indol dan merah methyl (indol dan merah methyl positif), akan tetapi tidak mampu memfermentasi media VP dan Citrat (Voges Proskauer dan Citrat negatif) dan tumbuh pada pembenihan biasa.
3.      Berbentuk batang gemuk pendek, berukuran panjang 2,4 µm dan lebar 0,4 µm hingga 0,7 µm, gram negatif  tak bersimpai dan bergerak aktif.
4.      Pertumbuhan pada biakan cair menunjukkan kekeruhan setelah diinkubasi selama 8 - 24 jam.
5.      Bakteri ini dapat bertahan berbulan-bulan pada tanah dan di dalam air, tetapi dapat dinaktifkan dengan pemanasan pada suhu 600C selama 20 menit, atau dengan pemberian chlorin berkadar 0,5 - 1 ppm. Bakteri ini peka terhadap streptomisin, tetrasiklin, kloramfenikol, furadantin dan asam nalidiksat.

b.      Habitat
1.  Bakteri E.Coli atau Coliform Fekal hanya ditemukan dalam saluran usus hewan atau manusia. Istilah “fekal” diambil dari suatu materi yang berada bersama feses atau kotoran manusia
2.  Bakteri Coliform Non Fekal  meliputi spesies  Enterobacter yaitu Enterobacter aerogenes. Flora alaminya pada tanaman atau hewan yang telah mati dan sering menimbulkan lendir pada makanan.

c. Faktor  Pertumbuhan
       Kelompok jenis bakteri basili gram negatif anaerobik fakultatif, umumnya tumbuh pada kondisi aerob maupun anaerob. Pada kondisi aerob, bakteri ini mengoksidasi asam amino, sedangkan jika tidak terdapat oksigen, metabolisme bersifat fermentatif, dan energi diproduksi dengan cara memecah gula menjadi asam organik.
Metode yang digunakan untuk membedakan Coliform fekal (Escherichia coli) dan Coliform non fekal (Enterobacter aerogenes) adalah dengan melihat perbedaan kebutuhan dasar metabolisme kedua organisme tersebut. E. coli melakukan metabolisme lebih banyak didalam media glukosa, yang dapat dilihat dari indikator merah methyl  positif, memproduksi indol, tetapi tidak memproduksi acetoin (acetil methyl karbinol).
Bakteri ini juga memproduksi CO2 dan H2dengan perbandingan 1:1, dan tidak dapat menggunakan Citratsebagai sumber metabolisme. Enterobacter aerogenes memproduksi lebih sedikit asam, membentuk acetoin, tetapi tidak membentuk indol. Organisme ini memproduksi CO2 dan H2 dengan perbandingan 2:1, dan dapat menggunakan Citrat sebagai sumber metabolisme. Organisme ini juga memproduksi gas lebih banyak dari pada E. coli.
Faktor lingkungan yang menjadi kebutuhan dasar metabolisme Organisme E. coli dan Coliform adalah sebagai berikut :
a. Suhu optimum 370C.
b. Derajat keasaman (pH) optimum pertumbuhan 7 (pH netral).
c. Water activity (aw) optimum 0.90-0.95.
d. Dapat hidup dalam kondisi aerob maupun anaerob.

2.2         Perbandingan Standar Air Minum menurut WHO, Inggris, dan Amerika
Setiap negara memiliki standar air minum yang berbeda-beda, adapun perbandingan standar air menurut neraga Amerika, Inggris, India dan Indonesia disajikan dalam tabel 1. berikut ini.
Tabel 1. Perbandingan standar air minum menurut Amerika, Inggris, India dan Indonesia
No
Spesies
USA1
UK2
India3
RI4
Dampak5
Keterangan5
1
Cryptosporidium
0/100 ml



Infeksi saluran pencernaan (diare, kejang dll)
Tercemar limbah ekskresi hewan dan manusia
2
Fecal coliform dan E. coli
0/100 ml
0/100 ml
0/100 ml
0/100 ml
Beresiko tinggi terhadap kesehatan anak dan manusia dengan sistem imun yang rendah, infeksi saluran pencernaan (diare, kejang, mual, sakit kepala dll)
Tercemar limbah ekskresi hewan dan manusia (tinja)
3
Giardia lamblia
0/100 ml



Infeksi saluran pencernaan (diare, kejang dll
Tercemar limbah ekskresi hewan dan manusia (tinja)
4
Legionella
0/100 ml



Penyakit Legionaire, tipe pneumonia
Ditemukan pada air secara alamiah, berkembang pada saat pemanasan
5
Total coliform
0/100 ml
0/100 ml
0/100 ml
0/100 ml
Bakteri yang berbahaya bagi kesehatan
Ditemukan secara alamiah di lingkungan
6
Pseudomonas aeruginosa

0/100 ml


Lesi, Meningitis,
Ditemukan pada tinja, tanah, dan sampah.
7
Clostridium perfringens(termasuk spora)

0/100 ml


-
Tercemar limbah ekskresi hewan dan manusia (tinja)
8
Enterocooci

0/100 ml


-
Tercemar tinja manusia dan hewan
9
Virus (enteric)
0/100 ml



Infeksi saluran pencernaan (diare, kejang dll)
Tercemar limbah ekskresi hewan dan manusia

Kualitas Air Minum di Amerika Serikat
Amerika serikat merupakan salah satu negara yang perekonomiannya paling maju di dunia. Sebagai negara yang lebih maju tentunya memiliki suatu air minum atau sumber air yang bersih mengingat orang-orang yang tinggal di Amerika disiplin dalam menjaga lingkungan disekitarnya. Selain itu juga pasti banyak teknologi canggih yang dimanfaatkan dalam mendapatkan air minum dan sumber air yang bersih. Sebelum tahun 1970 pemerintah AS tidak memiliki pengawasan terhadap kualitas air minum, selanjutkan diadakan kongres dan dibentuk UU air minum pada tahun 1974 setelah itu baru dibentuk EPA (Environmental Protection Agency). Dimana EPA dapat menentukan batas-batas nasional tentang kontaminan dalam air keran. Kongres kemudian didukung kekuatan badan dengan amandemen tahun 1986 dan 1996. Menurut peraturan EPA polutan air dapat digolongkan dalam lima kategori yaitu:
  1. Mikroba
Sebelum bahan kimia sintetis dan tumpahan minyak, bakteri dan virus adalah bahaya utama yang mengintai pasokan air. Danau, dan sungai adalah rumah bagi berbagai macam mikroba, beberapa yang dapat merusak  pencernaan jika mereka masuk ke dalam tubuh manusia. Sumur swasta kecil menghadapi risiko tertinggi sejak EPA tidak mengatur mereka, terutama di daerah pedesaan dimana kotoran ternak bercampur dengan limpasan, kadang-kadang mencemari sebuah sumur pasokan air tanah .
  1. Desinfektan dan produk sampingan
Klorin adalah disinfektan utama yang digunakan untuk mengolah air minum AS, tetapi air yang diolah juga dapat mengandung produk samping desinfeksi seperti bromat, klorit dan asam haloacetic. Klor merupakan racun bagi manusia maupun mikroba, dan sementara jumlah kecil membuat air keran lebih aman, terlalu banyak dapat memiliki efek sebaliknya menyebabkan iritasi mata dan hidung, ketidaknyamanan perut, anemia, dan bahkan masalah neurologis pada bayi dan anak kecil. Bromat, asam haloacetic dan kelas produk samping yang disebut "trihalomethanes total" juga telah dikaitkan dengan masalah hati dan ginjal, serta risiko kanker lebih tinggi.
  1. Bahan kimia anorganik
Bahan kimia anorganik adalah salah satu polutan tertua di dunia air, tetapi manusia juga telah membantu menyebarkan bahan kimia anorganik tersebut. Logam seperti tembaga, timbal dan merkuri dapat leach dari deposit alam, tetapi saat ini logam-logam tersebut terkenal karena merembes keluar dari pipa terkorosi atau yang dipancarkan oleh tambang, pabrik dan kilang. Banyak efek neurologis berat, terutama pada anak-anak.
  1. Bahan Kimia Organik
Bahan kimia organik juga dapat menjadi polutan bagi air, dimana bahan-bahan ini biasanya berasal dari limbah-limbah pabrik. Pencemaran air oleh bahan-bahan kimia ini dapat mengganggu kesehatan dimana, jika mengkonsumsi air yang telah tercemar dapat beresiko kanker, katarak maupun gagal ginjal. Meskipun bahan kimia organik yang dapat menjadi polutan sebagian besar sudah diatur,  tetapi masih ada ribuan lainnya yang belum diatur sama sekali. EPA baru saja meluncurkan sebuah studi kontaminasi air oleh bisphenol-A. Misalnya pemerintahan Obama sedang mempertimbangkan mengatur farmasi obat saluran air sebagai polutan di AS.
  1. Radiasi
Radiasi merupakan karsinogen kuat yang dapat menempati pasokan air, atom radioaktif, yang dikenal sebagai "radionuklida," terutama pencemar air alami, yang berasal dari deposito alam radium, uranium dan logam radioaktif lainnya. Pengkonsumsian air yang terkena radiasi dari waktu ke waktu merupakan faktor risiko besar untuk kanker.

2.3     Cara Menentukan Air Minum yang Layak Dikonsumsi secara Biologis
v     Metode Analisis Air Minum
Pengadaan air bersih untuk kepentingan air minum, harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan sesuai peraturan international (WHO atau APHA). Di Indonesia kualitas air minum harus memenuhi persyaratan yang tertuang didalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 173/Menkes/Per/VIII/77 dan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/Menkes/Sk/Vii/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum. Dalam Permenkes tersebut dikatakan, untuk penilaian kualitas air dari segi biologis parameter yang digunakan adalah bakteri koliform, kolfirm tinja dan jumlah kuman. Batas standar kualitas air untuk air minum dalam PERMENKES tersebut adalah :
·         JPT bakteri koliform tinja 0 per 100 ml
·         JPT bakteri golongan koliform 0 per 100 ml
Suatu mikroba dapat dijadikan sebagai indikator beteriologi dalam analisis air minum, harus memiliki kriteria tertentu. Adapun kriteria bakteri golongan koliform maupun coli tinja dapat dijadikan sebagai indikator adalah sebagai berikut:
·         Bakteri tersebut lebih tahan dibandingkan dengan bakteri usus patogen lainnya, oleh karena itu kalau bakteri ini usus ini tidak ditemukan dalam air maka dapat dipastikan bakteri patogen lainnya tidak ada.
·         Bakteri tersebut lebih mudah dianalisa, yaitu dengan melihat reaksi pada media selektif tertentu atau dengan melihat bentuk serta warna koloninya yang khas pada media selektif tertentu, jadi keberadaannya dapat dipastikan.
·         Terdapat banyak dalam tinja, oleh karena itu bagian manapun dari tinja yang terambil pada saat menganalisa air tersebut dapat ditemukan.
·         Biaya yang dibutuhkan relatif murah, karena media yang dibutuhkan dalam menganalisa bakteri tersebut adalah media yang sederhana.

v   Metode analisa
Untuk analisis bakteri golongan koliform dan koliform tinja digunakan metode tabung ganda. Dalam metode ini, volume sampel air yang berbeda-beda besarnya ditambahkan ke dalam media tabung media biakan. Bakteri yang ada didalam air akan berkembang biak didalam media ini. Dengan melihat jumlah tabung media yang ditanami dan jumlah tabung yang menunjukkan reaksi positif maka jumlah yang paling mungkin/jumlah yang paling mendekati dari bakteri yang ada dapat ditentukan secara statistik.
Dalam pelaksanaan metode ini, melalui beberapa tahapan yaitu : tes perkiraan, tes penegasan, dan tes lengkap.
·         Tes Perkiraan
Suatu seri media laktosa broth ditambah volume sampel air yang berbeda jumlahnya. Misal menggunakan 9 tabung media laktosa, maka :
Ø  3 tabung pertama masing-masing ditambah 3 ml sampel air
Ø  3 tabung kedua masing-masing ditambah 1 ml sampel air
Ø  3 tabung ketiga masing-masing ditambah 0,1 ml sampel air
Setelah itu, diinkubasi pada suhu 35OC selama 2 X 24 jam. Jika dalam waktu 2 X 24 jam terlihat adanya gas dalam tabung kecil yang dipasang terbalik, tes ini dinyatakan positif (diperkirakan ada bakteri golongan koliform atau coli tinja).
·         Tes Penegasan
Dalam tes penegasan digunakan media BGLB (briliant green lactose bile broth). Sediakan tabung media BGLB yang jumlahnya sesuai dengan jumlah tabung media laktosa yang menunjukkan reaksi positif tadi. Dari masing-masing tabung media laktosa positif diambil 1 ose dan dimasukkan kedalam masing-masing media BGLB yang disediakan. Diinkubasi selama 2 X 24 jam dalam suhu 35OC.
Tabung BGLB yang positif yaitu yang menunjukkan adanya gas pada tabung kecil yang dipasang terbalik didalam tabung BGLB, dicatat untuk cocokkan dengan tabel JPT.
·         Tes Lengkap
Sedangkan untuk tes lengkap, hasil tes penegasan yang menghasilkan gelembung gas (positif) dilanjutkan dibiakkan di agar miring. Setelah itu diinkubasi selama 2 X 24 jam pada suhu 35OC. Jika dihasilkan gelembung udara kembali maka hasil tersebut positif lalu dilanjutkan dengan pewarnaan gram. Bila hasil pewarnaan gram ditemukan gram (+) dan gram (-) itu arinya erdapat kelompok koliform. Sedangkan, jika ditemukan gram (+) atau gram (-) saja maka tidak terdapat koliform, maka prosedur diulang dari awal.
Metode ini sendiri memiliki kelemahan. Adapun kelemahan dari metode ini adalah sebagai berikut :
·         Dalam satu percobaan hanya dapat digunakan sedikit sampel air.
·         Untuk mendapat kultur yang baik diperlukan waktu beberapa hari.
·         Penghitungan jumlah bakteri coli berdasarkan jumlah perkiraan secara kasar.
·         Memerlukan banyak media dan perlengkapan.
·         Tidak dapat dilakukan dilapangan tempat pengambilan sampel, karena itu diperlukan transportasi untuk mencegah atau menekan perubahan sampel yang mengandung bakteri coli tersebut.

2.4         Dampak dan Cara Penanggulangan Mengkonsumsi Air Minum yang Tidak Memenuhi Standar Air Minum Parameter Biologis
  • Dampak Mengkonsumsi Air Minum yang Tidak Memenuhi Standar Air Minum Parameter Biologis
Air minum yang tidak sehat mengandung mikroorganisme. Mikroorganisme tersebut akan menyebabkan berbagai macam penyakit atau disebut infeksi asal-air. Infeksi asal-air sama halnya dengan infeksi asal-makanan, dimana mikroorganisme yang menjadi penyebabnya yang masuk melalui mulut kemudian usus, sehingga dapat menyebabkan usus menjadi infeksi. Infeksi usus yang disebabkan oleh organisme ini disebut juga infeksi enterik. Penyakit asal-air ini terjadi karena sumber air minum yang tercemar. Dalam hal ini bukanlah airnya yang menyebabkan infeksi, melainkan tinja yang berasal dari manusia atau hewan lainnya. Tinja tersebut dapat mengandung patogen-patogen interik bila berasal dari orang sakit maupun orang yang dapat menularkan penyakit. Pemindahan organisme patogenik melaui air minum dapat terjadi secara langsung dari pada pemindahan organisme patogenik yang ditularkan melalui benda maupun serangga. Siklus infeksi asal-air adalah sebagai berikut.
       Tinja              air                    konsumsi manusia (menjadi sakit)                tinja
Adapun penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi asal-air yaitu sebagai berikut.
Ø  Demam tifoid
            Demam tifoid adalah penyakit menular akut dan disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Penyakit ini memiliki masa inkubasi pada umumnya 10 sampai 14 hari. Gejala mencakup demam, perut kembung, sukar buang air besar, pusing, lesu, tak bersemangat, tidak ada nafsu makan, mual dan muntah. Diare biasanya terjadi selama infeksi minggu kedua dan mungkin terdapat darah dalam tinja. Bila pengobatan tidak segera diberikan, maka penyakit ini dapat berlangsung selama beberapa minggu dan penderita dapat meninggal.
       Sifat patogenitas demam tifoid
Salmonella typhi adalah bakteri yang berbentuk basilus Gram negatif yang motil, mempunyai antigen Vi  kapsular selain antigen somatic (O) dan flagelar (H) yang digunakan untuk identifikasi secara serologis. Salmonella typhi setelah memasuki saluran gastrointestin, bakteri ini dengan cepat memasuki situs-situs intraselular dan merupakan parasit intraselular fakultatif. Bakteri memasuki aliran darah dari situs-situs intraselular. Infeksi pada saluran empedu kemudian berkembang biak, dan didalam empedu menyebabkan disemaikan jutaan bakteri pada saluran usus.
            Salmonella typhi dapat juga memasuki berbagai jaringan dan organ lewat aliran darah. Tempat-tempat, seperti kantung empedu, sumsum tulang, dan limpa yang dapat juga diinfeksi. Inilah yang dapat menyebabkan kambuh demam tifoid. Antigen Vi dapat mengganggu kegiatan bakterisidal serum dan fagositosis. Oleh sebab itu, antigen tersebut merupakan faktor virulensi. Patogenitas demam tifoid terletak pada endotoksin yang terdapat pada organisme tersebut. Kloramfenikol merupakan obat yang baik untuk mencegah penyakit ini. Tetapi tidak efektif untuk pengobatan penular penyakit yang kronis, ampisilin merupakan antibiotik yang lebih baik untuk memutus status penular.
Ø  Shigelosis
Shigelosis atau disentri basilar adalah suatu reaksi peradangan akut pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri yang tergolong genus Shigella. Penyakit ini berbeda dengan disentri yang disebabkan oleh amoeba dan oleh virus. Disentri adalah suatu kondisi klinis dengan peradangan usus, diare, buang air besar yang berair dan bercampur dengan darah, lender dan nanah.
      Masa inkubasi penyakit ini berkisar antara 1 sampai 7 hari, yang paling umum yaitu sekitar 4 hari. Gejala mula-mula yaitu demam dan kejang perut yang nyeri. Diare biasanya terjadi setelah 48 jam, diikuti oleh disentri 2 hari kemudian. Pada kasus yang parah, tinja bercampur dengan darah, lender, dan nanah. Kehilangan zat alir dan elektrolit (mineral dan garam) dapat menjadi sangat nyata pada anak-anak kecil dan orang-orang lanjut usia.
      Genus Shigella dinamakan oleh seorang bakteriologiwan berkebangsaan jepang yang bernama Kiyoshi Shinga, yang menemukan basilus disentri pada tahun 1897. Organisme Shigella  adalah batang pendek, Gram negatif tidak bergerak. Pertumbuhan optimumnya terjadi pada suhu 37oC dalam keadaan aerobic. Secara morphologis tidak dapat dibedakan berdasarkan reaksi-reaksi fermentasi dan uji serologis. Tidak seperti salmonella, shingela dapat memfermentasikan  berbagai karbohidrat dan perkecualian utama laktose untuk menghasilkan asam tanpa gas.
      Inang alamiah shigella pada hakikatnya terbatas pada manusia. Walaupun shigella dapat menginfeksi primata, manusia adalah sumber alamiah dan juga penyebarannya. Shigella dibagi menjadi empat kelompok serologis utama berdasarkan antigen dinding selnya. Kelompok A terdiri dari S. dysenteriae, spesies yang jarang ditemukan di Amerika Serikat. Kelompok B terdiri dari S. flexneri, spesies ini umumnya terdapat di Amerika Serikat. Kelompok C mengandung galur-galur yang jarang ditemukan di Amerika Serikat, spesies yang mewakili yaitu S. boydii. Kelompok D yang terdiri dari S. sonnei, penyebab shigelosis yang paling umum di Amerika Serikat. Kecuali kelompok D yang mempunyai serotype tunggal, setiap kelompok yang lain mempunyai subtype antigenik.
       Sifat patogenitas shigelogis
            Shigella sp. menembus sel-sel lapisan epitel usus besar untuk mengakibatkan disentri. Setelah penetrasi  intraselular, terjadilah perbanyakan bakteri. Kecenderungan shigella untuk menyebar tidak begitu ganas dibandingkan dengan salmonella. Penyebaran shigella pada organ-organ lain selain usus sehingga menyebabkan penyakit ini sangat jarang terjadi. Faktor-faktor patogenitas pada shigelogis tidak dipahami dengan baik. Faktor-faktor tersebut mungkin mencakup endotoksin yang mempunyai kegiatan biologis. Walaupun demikian S. dysentriae merupakan penyebab penyakit yang paling parah karena menghasilkan endotoksin yang mempunyai sifat neurotoksik maupun enterotoksik (jadi anak-anak yang terjangkait dapat mengalami kejang). Endotoksin ini adalah pelaruuut yang tidak tahan panas.

Ø Disentri ameba (amebiasis)
       Ini merupakan penyakit pada manusia dan hewan-hewan lain yang disebabkan oleh ameba  jenis Entamoeba histolytica.                 
Ameba ini memiliki bentuk trofozoit dan kista. Trofozoitnya memiliki ciri-ciri morfologi yaitu berukuran 10-60 µm, sitoplasma berglanular dan mengandung eritrosit, terdapat satu buah inti entamoeba, bergerak progresif dengan pseudopodia. Sedangkan kistanya memiliki ciri ciri yaitu bentuk memadat mendekati bulat dengan ukuran 10-20 µm, kista matang memiliki 4 buah inti entamoba, tidak ada eritrosit di sitoplasma, kista yang belum matang memiliki glikogen (chromatoidal bodies) berbentuk seperti cerutu.
Ameba yang aktif atau trofosoit berkembangbiak dengan pembelahan biner. Dengan terkikis lepasnya dari dinding usus dan berpindah dari usus besar bersama dengan tinja , ameba ini menjadi kista. kista ini ralatif tahan terhadap keadaan luar yang umum ketika diekskresikan dari tubuh. Tertelanya bentuk sista ini menyebarkan dan menjangkitkan penyakit. Sumber sista ini biasanya adalah para penular kronis ameba ini.
Sifat Patogenitas Entamoeba histolytica.
Masa inkubasi dapat terjadi dalam beberapa hari hingga beberapa bulan. Gejala-gejalanya berkisar dari diare sewaktu-waktu sampai disentri berat, yang kadang-kadang mematikan. Pada infeksi ringan, ameba membentuk koloni di dinding usus, dan hidup dari bakteri dan ameba lain yang terdapat di usus. Pada kasus berat, organisme tersebut menyerang selaput lendir usus sehingga menyebabkan luka. Spesimen-spesimen tinja menampakkan sel-sel darah merah di dalam ameba tersebut. Patogen ini juga dapat menyebabkan abses hati dan bahkan dapat menyebar ke paru-paru, otak dan organ organ lain.
·        Cara Penanggulangan Mengkonsumsi Air Minum yang Tidak Memenuhi Standar Air Minum Parameter Biologis.
Penanggulangan penyakit infeksi asal air adalah dengan cara mengolah air minum dengan baik dan benar. Ada beberapa cara pengolahan air yang telah diperkenalkan ke masyarakat, antara lain:
a.                   Merebus
Merebus adalah cara yang telah lama dikenal masyarakat, tapi masih banyak ibu yang salah melakukan perebusan air. Seharusnya, air yang sudah mendidih tidak langsung diangkat atau api jangan langsung dimatikan. Ini supaya kuman yang mati lebih banyak lagi.
b.                  Klorinisasi
Yaitu pemberian zat klorin pada air setelah diambil dari sumbernya. Tujuannya sama, untuk membunuh kuman agar air dapat dikonsumsi. Klorin cukup dicampurkan dalam air sesuai takaran yaitu 1,25% (misalnya 20 liter air (1 galon) = 3 tetes klorin).kemudian aduk/kocok dan diamkan selama 30 menit. Setelah itu air sudah bisa dikonsumsi, namun baunya masih tajam. Untuk menghilangkan baunya, diamkan air selama semalaman dengan ditutupi kain kasa agar baunya
menguap. Air yang dimurnikan dengan cra ini bisa menurunkan risiko diare sebesar 40-80%. Cara ini aman digunakan dalam jangka waktu lama karena tidak menimbulkan pengendapan klorin dalam tubuh. Selain itu, air minum dengan klorin ini lebih kecil beresiko terpapar bakteri dibandingkan cara lainnya.
c.       Sodis (solar water desinfectan)
Metode ini memanfaatkan cahaya matahari, sehingga murah, tetapi sangat tergantung cuaca. Caranya adalah dengan memasukkan air layak minum kedalam botol plastik yang aman digunakan (dengan tulisan PET dibawahnya, dan tidak tergores), kemudian air dalam botol ini dijemur dibawah sinar matahari selama 6 hingga 12 jam, agar panas yang dihasilkan bersinergi dengan sinar UV untuk membunuh bakteri dalam air.

d.      Biosand filter
Metode ini mensterilkan air dengan cara menyaringnya dengan saringan berupa tumpukan pasir halus, pasir kasar, pecahan genteng, bahan ijuk, dan arang. Cara ini biasanya dilakukan untuk air dalam wadah berkapasitas besar untuk keperluan mencuci, memasak, atau langsung diminum. Cara ini terbukti mampu menyaring, mengendapkan, dan mematikan bakteri yang adala dalam air jika didiamkan hingga 21 hari.
e.       Filter keramik
Bahan keramik tertentu dapat mematikan bakteri dalam air. Cara kerja filter keramik ini hampir sama dengan biosand filter. Filter keramik ini dibuat menyerupai pot dengan keran. Didalamnya terdapat bahan-bahan penyaring dari bahan pasir, arang, ijuk/gambut, dan sebagainya.
f.       Flokulasi/penggumpalan dan disinfeksi
Flokulasi dan disinfeksi adalah metode pengolahan air minum dengan proses penggumpalan untuk menjernihkan air (menyisihkan kekeruhannya). Pada air baku diberikan bahan kimia tertentu kemudian diaduk secara mekanis dalam suatu tempat hingga merata. Kemudian air tersebut dialirkan ke wadah penampuangan lain untuk proses penggumpalan/flokulasi. Di akhir proses akan terbentuk endapan flok/gumpalan dalam bak pengendap. Untuk lebih amannya kemudian dilakukan disinfeksi dengan klorin.


BAB III
PENUTUP
a.                              Simpulan
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari pembahasan makalah tersebut adalah sebagai berikut:
·         Air minum menurut peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No. 416/MENKES/PER/IX/2002 adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Parameter kualitas air minum yang sehat meliputi kualitas fisika, kimia maupun biologis. Dimana yang termasuk dalam kualitas biologis adalah mikroba patogen (penyebab penyakit), pencemar (terutama bakteri coli) dan penghasil toksin.
·         Setiap negara memiliki standar air yang berbeda-beda, perbandingan standar air pada setiap negara dapat dilihat dari jenis indikator yang digunakan dalam menganalisis air munim tersebut.
·         Untuk menganalisis air minum dapat dilakukan dengan teknik tabung ganda, dimana teknik ini terdiri dari tiga tahapan yaitu tes perkiraan, tes penegasan dan tes lengkap
·         Pengkonsumsian air minum yang tidak memenuhi standar parameter biologis dapat berdampak pada kesehatan manusia diantaranya demam tifoid, disentri, dan beberapa penyakit lainnya. Penanggulangannya dapat dilakukan dengan cara merebus air sebelum diminum, klorinisasi, sodis, biosand filter, filter keramik, dan flokukasi.

b.                              Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
Air minum merupakan salah satu kebutuhan utama makhluk hidup yang mengalami pencemaran seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, oleh karena itu seiring dengan perkembangan zaman sebaiknya pengelolaan air minum dilakukan lebih baik lagi, agar nantinya keberadaan air minum yang sehat tidak langka.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar